CREATE Moments: Pameran Seni Mahasiswa Nasional untuk Toleransi, Non-Kekerasan, dan Keanekaragaman Museum Nasional Indonesia. Pameran virtual CREATE bisa jadi diakses secara gratis oleh masyarakat umum mulai tanggal 1-10 Desember 2022.
JAKARTA– 1-4 Desember 2022 Pemuda Kreatif untuk Toleransi (CREATE) Jakarta – Populasi pemuda berusia 17-24 dan 24-39 akan mencapai 54% dari total 190 juta pemilih pada tahun 2024, penting untuk mendidik dan menyebarkan pesan toleransi dan perdamaian di antara mereka dalam Pemilihan Umum mendatang.
Untuk itu, Pemuda Kreatif untuk Toleransi (CREATE) Konsorsium, dengan dukungan dari Amerika Serikat melalui Badan Internasional AS Development (USAID), mengadakan “CREATE Moments: Pameran Seni Mahasiswa Nasional untuk Toleransi, Non-Kekerasan, dan Keberagaman” pada 1-4 Desember 2022, di Museum Nasional, Jakarta.
Pameran ini diharapkan menjadi mahkota dari rangkaian pameran yang sebelumnya digelar serentak di tiga provinsi di Indonesia: Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, pada September 2022 dan untuk berkontribusi pada Tahun Toleransi 2022, Peringatan Hari Internasional untuk Toleransi dan Hari Hak Asasi Manusia, masing-masing tanggal 16 November dan 10 Desember, serta tanggal 16 Kampanye Hari Aktivisme Menentang Kekerasan Berbasis Gender (25 November – 10 Desember).
Pada perhelatan kali ini di Jakarta, sebanyak 38 karya seni berupa instalasi, lukisan, kolase, cerita foto, dan pertunjukan drama karya siswa SMA atau sederajat akan ditampilkan kepada publik.
Karya tersebut dikembangkan oleh 49 siswa secara individu dan kolektif dari Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, hingga Timur Nusa Tenggara, mengangkat isu seputar toleransi, keberagaman, kesetaraan gender dan inklusi sosial.
“Mendidik generasi muda tentang toleransi dan perdamaian telah menjadi peran yang sangat menantang orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat sipil selama pandemi dan setiap kontes pemilu diperparah oleh kebencian, kebohongan dan kekerasan.
Namun, menyaksikan bagaimana sekunder ini siswa pendidikan (SMA, Madrasah Aliyah/sederajat) belajar bagaimana menghargai perbedaan dan berusaha untuk berkolaborasi dalam dan antar sekolah membuat saya percaya pada masa depan yang cerah ini generasi dan negara,” tegas Dewi Suralaga, Board Chair Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Yayasan Hivos) saat acara pembukaan.
“Program CREATE dengan seni dan pendekatan inovatif telah membangun karakter siswa, menghargai perbedaan dan toleransi antar warga negara. Di mana upaya-upaya itu selaras dengan sempurna dengan rencana strategis pemajuan kebudayaan melalui pendidikan yang digalakkan oleh Pemerintah Indonesia,” ujar Binsar Simanulang, Ketua Gugus Tugas Ketahanan Budaya, mewakili Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia. CREATE Moments telah menjadi ruang untuk mengapresiasi karya seni yang dihasilkan oleh seniman muda dari sekolah menengah atas.
Melalui pameran ini, mahasiswa sebagai seniman muda diajak untuk berefleksi pada diri mereka sendiri dalam menyikapi isu intoleransi di lingkungan terdekatnya untuk menyalurkannya melalui pendekatan seni dan budaya.
CREATE Moments juga merupakan wadah bagi para penikmat seni dan masyarakat umum untuk menyaksikan dan terlibat dalam lingkaran perkembangan seni rupa Indonesia mempromosikan kebebasan berekspresi dan perdamaian.
“Selama tiga tahun terakhir, USAID melalui program CREATE telah bermitra dengan sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan toleransi di kalangan pemuda melalui kesenian. Saya bangga melihat ini luar biasa ekspresi dari pemuda Indonesia tentang apa yang bisa menjadi masyarakat yang toleran dan damai.
Kami percaya bahwa mencapai masyarakat yang damai dan toleran adalah tanggung jawab bersama dan bahwa setiap manusia hidup dalam masyarakat yang beragam dapat hidup dengan bebas dan bermartabat. Kami berharap bahwa muda ini masyarakat akan terus mensosialisasikan pesan toleransi kepada semua orang di Indonesia,” kata Jeff Cohen, Direktur Misi USAID Indonesia.
Sejak tahun 2020, CREATE menggunakan pendekatan seni budaya untuk meningkatkan toleransi di sekolah lingkungan. Setelah tiga tahun, CREATE menjangkau 194 SMA dan 23 Madrasah di antaranya mendapat pendampingan program intensif di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
“Siswa SMA diajak mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah mereka kenal, seperti terpinggirkan masyarakat dan rumah ibadah tertentu. Mereka merefleksikan persoalan tersebut melalui berbagai kesenian media seperti fotografi, tari, kabaret, drama musikal, puisi, komik, poster, lukisan, dan seni instalasi media campuran. Melalui pengalaman pemrosesan di CREATE, siswa dapat memahami keragaman dan nilai-nilai kesetaraan,” kata Angga Wijaya, kurator BUAT pameran.
Selain menampilkan berbagai karya seni yang dibuat oleh mahasiswa sebagai seniman muda, pameran ini juga menyajikan temuan kunci untuk memahami nilai-nilai toleransi di sekolah dengan lebih baik. Karena itu pas agar lembaga pendidikan menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi semua warga dan sekolah lingkungan. Begitu pula dengan seni sebagai praktik kreatif harus mampu menyalurkan ide-ide kritis untuk membuat mereka lebih bermakna dan membawa perubahan.
“CREATE Moments: Pameran Seni Mahasiswa Nasional untuk Toleransi, Non-Kekerasan, dan Kebhinekaan” dapat dikunjungi secara gratis oleh masyarakat umum. Selain digelar secara offline, pameran ini juga digelar secara virtual di www.createmoments.id. Pameran virtual CREATE bisa jadi diakses secara gratis oleh masyarakat umum mulai tanggal 1-10 Desember 2022.(*)
Nk