Kembalinya Abu Yaser Mantan Panglima DII / TII Negara Islam Indonesia ke Pangkuan NKRI

IMG 20220126 WA0028
Kembalinya Abu Yaser kepangkuan NKRI dengan Paguyuban Budaya Sunda mengadakan acara silaturahmi sekaligus memfasilitasi pertemuan antara mantan panglima NII (Negara Islam Indonesia) DI / TII Tingkat DKI Jakarta dengan Mantan Kapolda Jawa Barat.

 

Tasikmalaya, Indonesia jurnalis.com – Kembalinya Abu Yaser Mantan Panglima DII merupakan momentum agenda ikrar dan Deklarasi kembalinya NII ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mantan panglima NII, Abu Yaser dan Mantan Kapolda Jawa Barat (Tahun 2017) Irjen Pol. (Purn) Dr. Drs. Anton Charliyan.,MPKN. bertemu dalam deklarasi yang diadakan di Saung Tri Tangtu Di buana, Tasikmalaya, Jawa barat,selasa (25/01/2022)

 

Dalam konfrensi pers dengan awak media untuk menyambut Kembalinya Abu Yaser Mantan Panglima DII / TII Negara Islam Indonesia, Irjen Pol. (Purn) Dr. Drs. Anton Charliyan., MPKN. menyampaikan bahwa agenda ini adalah sebuah keprihatinan dari para mantan anggota NII dimana karena melihat situasi sudah sangat darurat tapi pemerintah menganggap biasa biasa saja.

Padahal ini kalau di biarkan NKRI bisa seperti negara negara di Timur tengah, “Ujar mantan orang nomor satu di Polda Jawa barat ini.

 

Oleh karena itu para mantan anggota NII di bawah pimpinan abu yaser dan juga seluruh gubernur dan bupati menginginkan dialog untuk mengingatkan kita kembali bahwa betul betul NII ini sudah darurat. Dan ini pun juga di picu oleh gerakan Al magari yang ada di garut, “ucapnya

Mereka sementara ini berjuang bersama sama dan kompak dengan NII mengeroyok garut, tetapi garut di biarkan sendirian,makanya untuk itu bagi mereka yang sudah kembali ke pangkuan kesatuan negara Republik indonesia ingin sama sama berjuang untuk menjaga NKRI tidak terpecah belah dan agar tidak bubar. “Dan ini jangan di anggap sebagai Hoax atau masalah kecil. Ini sudah ada agendanya dan mereka tau sendiri, tahun 2024 akan diagendakan besar besaran,”terangnya.

Menurut dia saat ini minimal kekuatan mereka sudah mencapai 5 juta, bahkan gerakan mereka sudah terang terangan memproklamirkan NII. Kita ingin aman dan nyaman tetapi kita tidak mau berkorban. Untuk itu mari kita bangkitkan kembali rasa nasionalisme, “tuturnya.

Anton mencontohkan negara yaman, surya dan Afganistan yang sudah aman, nyaman, sejahtera dengan tingkat pemahaman agama yang tinggi saja bisa hancur karena kecilnya rasa nasionalisme. Dan sekarang letupannya sudah ada di garut. Bahkan menurutnya tidak menutup kemungkinan letupannya akan terjadi di daerah-daerah dan tempat lain. “jangan beri kesempatan sekecil apapun buat mereka bergerak. “Oleh karena itu teman teman kita yang hadir hari ini datang untuk kembali mengikrarkan diri untuk memerangi NII dan antek-anteknya, “tegasnya.

Ditempat yang sama mantan panglima NII Abu Yaser mengungkapkan pengalamannya bagaimana bisa mempertahankan NKRI.,”Kita tidak bisa bergerak sektoral, kita tidak bisa bergerak masing masing tetapi kita harus bergerak bersama sama, bergandeng tangan dengan semua pihak.

Abu Yaser mengingatkan bahwa hancur nya NKRI dengan tiga hal, yaitu tentang intoleransi, radikalisme dan terorisme. Dan sebelum jadi terorisme dia akan menjadi radikalisme dan sebelum radikalisme dia akan intoleran.

Menurutnya mudah mengetahui seseorang terpapar yaitu melalui ciri ciri bagaimana orang yang intoleran akan naik tingkat menjadi radikal dan setelah lama jadi Radikal akan jadi teroris. Saat ini pemerintah hanya melihat dari sisi terorisme, “tuturnya.

Lebih lanjut abu Yaser mengatakan hal ini dapat dicegah sejak dari sikap seseorang intoleran dan ini tugas para dai dan tugas kita semua agar timbul di masyarakat sikap toleran dari yang tadinya intoleran. Dan menjadi rahmatan lil’alamin, bukan sekedar rahmat bagi orang Islam saja tapi rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya antar agama dan antar makhluk tetapi bagaimana kita bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam. Bagaimana kita bisa merahmati seluruh alam, “ucapnya.

Ia kembali menegaskan bahwa Hindari sikap intoleran dan ini tugasnya para dai, tugas para guru dan tugas kita semua agar tidak naik tingkat dari intoleran ke radikal. Karena jika ini terjadi. Maka tugas kita semua untuk lebih kencang lagi, harus ada diskusi, seminar, untuk menghabisi yang namanya konsep radikalisme, sebelum menjadi terorisme dan ini tugas besar, jangan kita diam saja seolah olah tidak terjadi apa apa”ujarnya.

“Untuk itu kami mengajak kepada umat dan semua masyarakat untuk bangkit dan tidak terlena. Jika tidak kita semua akan hancur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

" Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini "