Jakarta , Indonesiajurnalis.com
Suara Pengajian dan Doa Bersama untuk memperingati 7 hari kepergian artis Vanessa Angel menggema di Lt. 2 Gedung The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Rabu (10/11/2021) pukul 18.30 WIB. Keluarga, Sahabat, Fans dan para anak yatim dan tamu undangan melantunkan Surat Yasin, Dzikir serta Shalawat bersama yang dipandu oleh K.H. M. Masyur Syihab.
Setelah doa bersama di malam ke 7 meninggalnya Vanessa Angel, pelaksana acara memutar cuplikan video sebagai mengenang almarhumah. Nampak air mata duka berjatuhan dari wajah para hadirin.
Dikesempatan yang sama, Pembimbing spiritual Alm. Vanessa Angel yaitu Prof. Dr. Bambang Saputra yang juga sebagai Relawan Kemanusiaan dan Ham turut hadir dalam kata sambutannya, tak disangka mempersembahkan sebuah ‘Syair’ untuk Alm. Vanessa Angel, Saat syair karyanya itu dilantunkan, angin rindu pun terhembus akan sosok artis Vanessa Angel.
Berikut isi syair Prof. Bambang yang diberi judul PENGHORMATAN 7 HARI VANESSA ANGEL
Vanessa Angel yang kami sayangi sekarang rumahmu telah berpindah, dari batas penglihatan pandangan mata menuju rumah sejati,
yang bermakna keyakinan dan cinta.
Kemarin semasa engkau hidup, kami selalu menatap, bersenda-gurau dan tertawa ria denganmu,
Sehingga hati dan pikiran kami terbelenggu untuk dapat memaknaimu, Kemarin, kami sibuk bersombong-sombong ria, merumuskan pengetahuan tentang Vanessa Angel. Sehingga terbentang jarak untuk dapat dengan tulus menerima dan mampu menyintaimu.
Kemarin bersamamu, kami semua terpenjara oleh banyak kepentingan
sehingga kami semua lupa dengan aib sendiri.
Kami menjadi terlalu bodoh, untuk menemukan keyakinan tentang Ruh Tuhan.
Ruh Tuhan yang bersemayam di dalam jiwa kemanusiaanmu.
Ruh Tuhan yang mewujud di dalam jiwa, setiap warna-warni ekspresi yang keluar dari aktingmu.
Kemarin hati kami menjadi terdinding, sehingga tidak dapat menembus cakrawala keyakinan tentang kewalianmu, kewalian seorang Vanessa Angel dalam pentas hiburan jagad raya. Bahkan kemarin hati kami buta, dalam membaca rintihan setiap kata,
yang keluar dari bibir mungilmu, yang merupakan jalan untuk menginsyafi keagungan Tuhan.
Adikku Vanessa
Tujuh hari telah berlalu – tapi rasanya masih biasa seperti dulu, Foto-fotomu masih tersusun rapi di dinding-dinding kamar para pengagummu,
Masih terpaku mati dalam bilik-bilik hati mereka.
Bahkan sampai hari ini mereka setiap waktu masih penasaran mengikuti berita-berita tentangmu.
Tujuh hari telah terlewati, laksana perginya embun pagi yang bercumbu dengan cahaya mentari
Hujan dan panas, siang dan malam, tak dapat menghenti langkah setiap mereka yang datang,
banyak wajah gersang manusia bukan hanya sekadar menjenguk pusara dan mendoakanmu,
Kami yakin mereka tak setulus dan sepolos engkau, dalam bermain akting di pentas sandiwara dunia nyata.
Tujuh hari telah berganti,
sementara angin masih setia menebarkan bau lembut bakarat khas keringatmu,
yang menempel di bahu kemeja yang tergantung
di sudut bilik perpustakaan – tempatku merangkai sejumlah kata
yang setidaknya pantas sebagai bekal untukmu.