AGAMA  

Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW

Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW
Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW
Tangerang Selatan   ,Indonesia jurnalis.com – Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW, Maulid Nabi di Masjid Al Barkah Pondok Aren Tangerang Selatan.

 

Maulid Nabi atau Maulud adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

 

Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad  SAW wafat.

 

Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW
Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW

Masjid Al Barkah Kelurahan Pd Aren Rt.02/04 telah menyelenggarakan maulid Nabi besar Muhammad SAW.

 

Acara maulid di Masjid Al Barkah dihadiri oleh Muhammad Imam Syihabuddin M.Ag selaku DKM Masjod Al,Barkah , Anggota Dewan DPRI Dr.H.Mulyanto dari Fraksi PKS beserta 2 Anggota DPRD Tangsel Ir.Hj.Santi dari Fraksi (PKS ) dan Hj.Lintang , dan juga Drs H. Dadang Asda 1 yang mewakili dari walikota tangsel.

Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW
Meneladani Akhlak Nabi Besar Muhammad SAW

Pada kesempatan itu Muhammad Imam Syihabuddin M.Ag mengatakan pada tausyiahnya , bahwa maulid nabi adalah bulan yang sangat bersejarah dalam islam Dengan penyelenggaraan maulid ini diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi nilai keberkahan kelahiran nabi Muhammad SAW. “

 

Bersyukurlah kita yang masih diselamatkan Allah ta’ala dari maksiat besar. Namun, kita tidak tahu besok apakah kita masih aman dari maksiat atau tidak.

 

Maka jika kita menyadari ini masih ada waktu untuk mengistiqomahkan diri, dan bertaubat dari kesalahan-kesalahan yang dulu pernah kita perbuat, tuturnya

 

Dan jangan lupa teruslah berdoa kepada Allah agar selalu istiqomah, karena keistiqomahan merupakan anugerah Allah, tambahnya

 

Selanjutnya ” Janganlah sekali-kali kita aman dari pebuatan maksiat. Maka, jauhilah sebab-sebab fitnah yang merusak. Jauhilah tempat-tempat yang bisa menimbulkan fitnah yang merusak. Selalu luruskanlah niat kita, karena kalau hati ini tidak lurus, amalan shalih yang selama ini kita lakukan tidak ada artinya.(red/mnr)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *