Paguyuban Solidaritas Pedagang Malam Jadebotabek PAS PAM.PAS PAM Jadebotabek yang sudah berjalan 5 tahun sebelum Covid-19 bukan hanya sekedar organisasi, tetapi juga sebuah inspirasi tentang bagaimana komunitas dapat saling mendukung dan menguatkan.
Tangsel, Indonesia jurnalis.com – Di tengah gemerlap kota yang tak pernah tidur, ada sebuah komunitas yang sudah ada di berbagai wilayah Jadebotabek yang bergerak dengan semangat kebersamaan dan solidaritas. Mereka adalah Paguyuban Solidaritas Pedagang Malam Jadebotabek, atau yang disebut PAS PAM.
Pada hari Kamis lalu tanggal 16 mei 2024 PAS PAM menggelar halal bihalal dan silaturahmi di taman tekno Tangerang Selatan, yang di hadiri oleh beberapa koordinator wilayah mulai dari Depok, Tangerang dan Bekasi.
Mengenal Paguyuban Solidaritas Pedagang Malam Jadebotabek (PAS PAM) Komunitas ini bukan hanya sekedar kumpulan pedagang malam, melainkan juga sebuah paguyuban sosial yang mendukung anggotanya dalam berbagai situasi, termasuk saat menghadapi musibah.
Terbentuknya PAS PAM Jadebotabek yang di inisiasi oleh Hadi sugiarto yang juga sebagai pedagang pasar malam merasakan kebutuhan untuk saling mendukung di antara para pedagang malam di kawasan Jadebotabek (Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Kang Hadi yang menjadi ketua umum PAS PAM merasakan mereka para pedagang pasar malam sering kali menghadapi tantangan yang tidak ringan, mulai dari masalah keamanan hingga kesehatan. Dalam situasi ini, adanya dukungan sosial dari sesama pedagang menjadi sangat penting.
Paguyuban Solidaritas Pedagang Malam PAS PAM ini memiliki mekanisme sederhana namun efektif: setiap anggota menyisihkan uang sebesar 1000 rupiah perhari sekilas, angka ini mungkin tampak kecil.
Namun, dengan jumlah anggota yang besar, uang receh tersebut menjadi sumber dana yang signifikan. Dana yang terkumpul digunakan untuk membantu anggota yang membutuhkan, baik itu yang sakit maupun yang mengalami musibah seperti kematian.