Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November

Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November (photo istimewa)
Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November,Dalam kegiatan ini hadir sebanyak 35 orang Veteran Pejuang Pro Integerasi, yang sangat antusias untuk melaksanakan PAtroli Patok Bersama”

NUSA TENGGARA TIMUR, INJ.COM – Kegiatan Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pos Turiscain Kipam II Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY bersama dengan Veteran Pejuang Pro Integrasi dan aparatur Desa Turiscain, Kecamatan Raihat, Kab. Belu, NTT melaksanakan Patroli Patok BSP (Border Sign Post)

Tidak hanya aparatur Desa tapi Pos Turiscain juga melaksanakan kegiatan tersebut dengan para Pejuang Pro Integerasi yang tergabung dalam LVRI, anggota Pos Polisi, Pos Brimob, Bea Cukai Turiscain dan para siswa-siswi SDN Turiscain.

Dalam kegiatan ini hadir sebanyak 35 orang Veteran Pejuang Pro Integerasi, yang sangat antusias untuk melaksanakan PAtroli Patok Bersama. Pelaksanaan kegiatan ini dipelopori oleh Sertu Ahmad Hanavy selaku Danpos beserta seluruh anggota Pos Turiscain, Kompi Pengamanan II, Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif 742/SWY.

Pada kesempatan ini Sertu Achmad Hanavy menjelaskan kepada para warga dan siswa-siswi SDN Turiscain untuk selalu menghargai dan mengingat jasa para Pahlawan yang telah lebih dulu memperjuangkan tanah air dan nusa bangsa.

Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Patroli Gabungan dan Upacara Bendera Ditapal Batas RI-RDTL Dan Peringatan Hari Pahlawan 10 November

Danpos Turiscain juga memberikan contoh nyata pada siswa siswi selaku generasi muda tentang artinya perjuangan dengan memperkenalkan para pejuang Pro Integerasi di tahun 1997. Dimana mereka berjuang untuk menggabungkan wilayah Timor Timur dalam pelukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para pejuang Pro Integerasi ini rela berkorban dengan terus menyuarakan Integerasi saat itu, dengan berani mempertaruhkan semua yang mereka miliki, meninggalkan tanah kelahiran dan meninggalkan harta benda untuk bergabung dengan NKRI.

Team Redaksi

cropped b9649c30 4327 4a44 af3c a1503c76a190

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

" Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini "