Visi dan Misi Capres-Cawapres 2024 Dalam Mewujudkan Transisi Energi Yang Berkeadilan, dari sisi penerapan aspek LST, ketiga paslon telah menuliskan komitmennya dalam dokumen visi-misi. Paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar Mahfud bahkan menyebutkan secara gamblang penerapan LST/ESG terhadap pengelolaan SDA dan sistem keuangan”
JAKARTA,INJ.COM – Transisi energi yang berkeadilan sejatinya telah menjadi agenda yang dikampanyekan oleh ketiga pasangan calon (paslon) peserta Pilpres 2024. Meski begitu, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bag ketiga paslon ini.
Pertama, dari sisi penerapan aspek LST, ketiga paslon telah menuliskan komitmennya dalam dokumen visi-misi. Paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar Mahfud bahkan menyebutkan secara gamblang penerapan LST/ESG terhadap pengelolaan SDA dan sistem keuangan Indonesa Namun, ketiga paslon ini belum menyebutkan sejauh apa intervensi yang akan dilakukan dalam penerapannya terhadap aspek LST, terutama dari segi aliran pembiayaan. Misalnya saja, belum ada pernyataan penindakan tegas terhadap perbankan nasional ataupun internasional yang masih membiayai sektor-sektor energi kotor yang terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial.
ResponsiBank
Kedua, ketika paslon belum memperhatikan dan menyediakan fasilitas pengaduan (grievance mechanism), penindakan, dan bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat rentan terdampak yang berada di sekitar area pertambangan, mencakup kelompok perempuan, disabilitas, masyarakat adat, anak-anak, hingga lansia.
Ketiga, adanya kekurangan dalam bentuk kebijakan konkret dari ketiga pasangan calon terkait dengan keberlanjutan lingkungan yang berdampingan dengan eksploitasi nikel. Walaupun komitmen terhadap pelestarian alam telah diungkapkan, masih belum ada rencana yang jelas mengenai restorasi lahan pasca eksploitasi, yang menimbulkan pertanyaan mengenai viabilitas jangka panjang dari praktik-praktik ini.
Berikutnya, terkait dengan wacana pensiun dini PLTU dan peningkatan bauran energi terbarukan yang menjadi salah satu visi-misi paslon Pilpres 2024 di sektor transisi energi. Diskursus mengenai penutupan dini PLTU sebagai upaya penekanan terhadap emisi karbon menciptakan permasalahan yang pelik. Pasalnya, hal ini membutuhkan anggaran pendanaan sangat besar sekitar US$27,5 miliar atau Rp425 triliun (Gunawan, 2023). Isu ini telah menjadi visi-misi paslon Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran, sedangkan paslon Ganjar-Mahfud tidak menyebutkan isu tersebut dalam visi- misinya. Namun, kedua paslon ini tidak menyebutkan secara jelas mekanisme anggaran yang direncanakan untuk mewujudkan penutupan dini PLTU yang adil dan bertanggungjawab.