Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, dalam sambutannya menyoroti beberapa isu strategis yang tengah dihadapi provinsinya, salah satunya mengenai ekspor jagung dan maraknya pertambangan emas.
“Masih terdapat perbedaan harga, karena ini persoalan bisnis. Harganya masih berbeda 100 sampai 150 per kilogram, sehingga eksportir dari Gorontalo masih menunggu agar bisa masuk harga yang sesuai. Mereka siap ekspor,” ujarnya.
Ia juga mengajak para tokoh Gorontalo yang hadir untuk ikut menyuarakan persoalan tersebut. “Mohon berkenan menjadi juru bicara jagung, agar persoalan ini bisa terus kita tingkatkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekda DKI Jakarta, Dr. Marullah Matali menyambut baik ajakan kerja sama dari Pemprov Gorontalo. Ia menyatakan kesiapan Jakarta untuk membuka diskusi lebih lanjut.
“Pak Gubernur bisa duduk bareng-bareng dengan kami, agar usulan beliau bisa terealisasi. Jakarta bukan sekadar ibu kota, tapi juga pusat perekonomian nasional dan kota global. Jakarta milik kita semua,” katanya.
Usai acara, Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut.
“Hari ini LAMAHU menggelar silaturahmi halal bihalal dengan masyarakat Jakarta. Pilar-pilar penting hadir, seperti Pak Fadel dan Bu Hana sebagai ketua, serta tokoh-tokoh Gorontalo lainnya juga hadir, termasuk Rachmat Gobel,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga kekompakan dan silaturahmi antar warga Gorontalo di perantauan. “Tetap berjaya terus, silaturahmi masyarakat Gorontalo harus tetap berjalan terus,” tambahnya.
Terkait kerja sama antarwilayah dengan apa yang di sampaikan Sekda DKI Jakarta, Abdul Harris menyatakan pentingnya sinergi antara daerah-daerah penyangga DKI Jakarta dalam kawasan Jabodetabek. “Kerja sama ini sangat perlu dan memiliki peluang besar. Secara teknis bisa dibicarakan lebih lanjut. Harapannya, pertemuan seperti ini akan mendorong peningkatan kerja sama ekonomi,” jelasnya.**
(Ls)
