“Sehingga hasil akhirnya, kita memperkuat sistem bernegara yang telah dirumuskan para pendiri bangsa, tanpa mengubah struktur atau konstruksi sistem bernegara, dimana penjelmaan rakyat harus berada di Lembaga Tertinggi Negara,” ujar dia.
Karena sistem hari ini, yang merupakan produk perubahan Undang-Undang Dasar tahun 2002, menurut LaNyalla, terbukti gagal untuk mewujudkan Indonesia berdaulat, adil dan makmur.
Yang terjadi justru meningkatnya kesenjangan ekonomi dan memperkokoh cengkraman oligarki ekonomi untuk menguasai dan menyandera kekuasaan.
Sistem tersebut juga semakin menghasilkan ketidakadilan yang melampaui batas dan menjadi penyebab pemiskinan struktural dari Sabang sampai Merauke.
“Inilah kenapa APBN selalu minus dan ditutup hutang dengan bunga yang tinggi. Penerimaan Negara Bukan Pajak tidak sebanding dan sangat jauh dengan potensi kekayaan bumi, air dan angkasa Indonesia. Bahkan ironisnya, sebagian dari uang hutang sudah digunakan untuk pembiayaan rutin dan pembayaran bunga hutang,” paparnya.
Hal itu terjadi karena Daulat Pasar telah menggantikan Daulat Negara. Ekonomi bukan disusun oleh Negara, tetapi dibiarkan disusun oleh mekanisme pasar bebas.
“Makanya tidak ada pilihan. Darurat Sistem yang diakibatkan oleh kecelakaan Perubahan Konstitusi tahun 2002 harus kita akhiri dengan cara kembali kepada rumusan asli sistem bernegara dan sistem ekonomi Pancasila,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPD RI didampingi Senator asal Yogyakarta, M Afnan Hadikusumo dan Hilmi Muhammad, Bustami Zainudin (Lampung), Andi Muh Ihsan (Sulawesi Selatan), Fachrul Razi (Aceh), Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin dan Kapusperjakum DPD RI Andi Erham.
Sebagai pengisi materi FGD, Prof Sofian Effendi (Guru Besar dan Mantan Rektor UGM), Prof Aidil Fitri, Agus Harimurti Kodri, Ketua Rumah Pancasila, Ir Prihandoyo Kuswanto, ekonom Ichsanuddin Noorsy, mantan KSAD Letjen TNI (Purn) Tyasno Sudarto, Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono, Marsma TNI (Purn) Bestari serta sejumlah tokoh pegiat Konstitusi antara lain Dr Zulkifli S Ekomei, Airvin Widyatama dan Gunawan Aji.(***)
*BIRO PERS, MEDIA, DAN INFORMASI LANYALLA*
www.lanyallacenter.id