
Dalam acara tersebut, para peserta menyampaikan surat kepada Presiden Joko Widodo, Ketua DPR RI, dan Ketua MPR RI, berisi keprihatinan mendalam kami kemudian mendesak pemerintah mengambil sikap adil dan netral dalam menyikapi konflik Israel Hamas.
Gerakan tersebut menekankan potensi terkikisnya pusat kekuatan strategis bangsa yaitu semangat persatuan dan kesatuan ke-Indonesiaan akibat kebijakan politik luar negeri saat ini.
Dalam semangat memajukan perdamaian dan keadilan, Gerakan I’M ADAM ISRAEL- PALESTINE dengan penuh hormat meminta Pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan upaya perubahan paradigma dan melakukan tindakan nyata.
Hal ini termasuk mengambil peran mediator dalam konflik Hamas-Israel atau Palestina Israel, memfasilitasi dialog di tingkat elit, dan mendorong kerja sama People-to-People di antara pihak-pihak yang terlibat konflik di Kawasan tersebut.
Gerakan ini menggaris bawahi pentingnya mengakui hak universal atas kebebasan dan kemerdekaan, yang berlaku bagi semua orang, termasuk rakyat Palestina dan rakyat Israel. Dalam advokasi penghapusan kolonialisme secara global, para peserta menyatakan keyakinan mereka akan pentingnya pendekatan yang adil dan seimbang untuk menumbuhkan pemahaman di antara pihak-pihak yang berkonflik.
Menyadari adanya tantangan dalam membentuk kebijakan hubungan internasional, gerakan ini menyatakan keyakinannya terhadap kemampuan Indonesia untuk memainkan peran penting dalam mendorong dialog dan perdamaian, serta meningkatkan reputasinya sebagai mercusuar perdamaian secara global.
Surat kepada Presiden Joko Widodo tersebut menguraikan enam tuntutan, yang menekankan amanat konstitusi untuk bersikap netral dan proaktif, menjunjung tinggi Pancasila dan konstitusi, menegaskan Indonesia sebagai negara yang bukan negara agama dan juga bukan negara
sekuler, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mengganggu ketertiban kepentingan nasional.(red)