Dugaan Pungli Seragam di SMPN 22 Taman Sari, Disdik dan Aparat Diminta Turun Tangan
Pesawaran Indonesia Jurnalis– Dugaan pungutan liar (pungli) kembali mencoreng dunia pendidikan di Pesawaran. SMP Negeri 22 Taman Sari, Gedong Tataan, diduga memaksa wali murid membeli seragam sekolah dengan harga selangit, jauh di atas harga pasaran. Orang tua siswa pun resah,Kini publik mendesak Dinas Pendidikan dan aparat penegak hukum turun tangan mengusut kasus ini.
Sejumlah orang tua murid baru mengeluhkan, saat proses daftar ulang anak mereka, pihak sekolah langsung menyodorkan daftar biaya seragam. Rinciannya, seragam untuk siswa laki-laki dipatok Rp690 ribu, sedangkan untuk siswa perempuan mencapai Rp870 ribu.
Tim Media ini mendatangi pihak Sekolah SMPN 22 untuk konfermasi
Namun, kepala sekolah tidak berada di tempat, dan kedatangan tim hanya diterima salah satu guru bernama Sugiono yang mengatakan tidak tahu , untuk perimbangan berita tim menemui salah satu anggota komite SMPN 22 beliau mengungkapkan,”Kami sudah menyarankan agar sekolah mengadakan rapat wali murid dulu. Tetapi tiba-tiba kepala sekolah langsung menyodorkan daftar pemesanan seragam, dengan alasan bahwa ini rekanan lamar,” ungkapnya. Ia menegaskan, hingga kini pihak sekolah belum pernah menggelar rapat resmi bersama wali murid untuk membahas kebutuhan tahun ajaran baru.
Hasil pantauan tim semakin menguatkan dugaan adanya pungli. Harga seragam yang ditawarkan pihak sekolah dinilai jauh di atas harga pasaran. Dari pengecekan di lapangan, seragam serupa hanya berkisar Rp300 ribu. Perbedaan harga yang signifikan ini memunculkan kecurigaan adanya mark up yang sengaja dilakukan untuk keuntungan pihak tertentu.
Praktik semacam ini jelas meresahkan orang tua siswa sekaligus mencederai semangat pendidikan yang seharusnya meringankan, bukan membebani.