Konferensi Pers BPS , Menjaga Daya Beli Kelas Menengah sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia. Menurut data yang dipaparkan, pada tahun 2023, jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 42,27 juta orang, atau sekitar 4% dari total populasi.
Jakarta, Indonesia jurnalis.com – Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) menyelenggarakan konferensi pers pada Jumat, 30 Agustus 2024, di Gedung 3 Lantai 1, BPS, Jakarta Pusat. Acara tersebut dipimpin oleh Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dan membahas data statistik mengenai daya beli kelas menengah yang menjadi pondasi perekonomian Indonesia dari pola kosumsi, proporsi masyarakat tahun 2024 di bandingkan tahun 2023.
Dalam konferensi pers BPS yang bertema “Menjaga Daya Beli Kelas Menengah Sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia,” Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan pentingnya peran kelas menengah dalam konsumsi rumah tangga dan perekonomian nasional. Menurut data yang dipaparkan, pada tahun 2023, jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 42,27 juta orang, atau sekitar 4% dari total populasi.
Amalia menjelaskan bahwa kelas menengah memainkan peran krusial dalam menstabilkan ekonomi negara. Mereka berfungsi sebagai bantalan ekonomi, membantu negara tetap resilient terhadap berbagai guncangan, baik dari eksternal maupun domestik. Data BPS menunjukkan bahwa kontribusi kelas menengah terhadap konsumsi rumah tangga tetap signifikan, dengan proporsi yang relatif tinggi.

Berdasarkan standar internasional dari Bank Dunia, kelas menengah didefinisikan sebagai kelompok dengan pengeluaran antara 3,5 hingga 7 kali garis kemiskinan. Untuk tahun 2024, kelas menengah mencakup individu dengan pengeluaran bulanan per kapita antara Rp2.040.262 hingga Rp9.844.844. Di atas kelas menengah, terdapat kelompok yang disebut “upper middle class” dengan pengeluaran di atas 17 kali garis kemiskinan. Sebaliknya, mereka yang pengeluarannya antara 1 hingga 1,5 kali garis kemiskinan dikategorikan menuju kelas menengah.