Namun, dalam acara tersebut, Eddy Tjawinoto menyambut baik adanya wacana relaksasi syarat kredit perumahan yang disebutkan oleh Kementerian. Meski demikian, ia menekankan bahwa relaksasi tersebut masih belum dijelaskan secara konkret dan masih sebatas rencana kebijakan.
“Tadi sudah disebutkan akan ada relaksasi, tapi belum dijelaskan bentuknya seperti apa. Banyak peserta juga bertanya tentang hal ini dalam sesi tanya jawab,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa di Jawa Timur, REI memiliki sekitar 600 anggota yang aktif mengembangkan proyek perumahan. Jika masing-masing anggota mengelola satu proyek dengan rata-rata 50 unit, maka potensi penyediaan rumah bisa mencapai puluhan ribu unit.
“Kalau dari 600 anggota, sekitar 400 di antaranya aktif mengembangkan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Dengan estimasi 50 unit per proyek, artinya ada potensi 20.000 rumah bisa disediakan,” kata Eddy Tjawinoto
Di akhir pernyataannya, Eddy Tjawinoto berharap agar perbankan benar-benar mendukung program ini dengan tidak serta-merta menolak calon pembeli rumah hanya karena skor kredit yang tidak sempurna.
“Kami berharap sosialisasi seperti ini bisa terus dilakukan, dan bank-bank juga lebih bijak dalam menilai kelayakan nasabah, bukan hanya berdasarkan data, tapi juga konteks sosial dan ekonomi calon pembeli,” pungkasnya.