
Ditambahkan oleh perwakilan kementerian kebudayaan bahwa proses pertama pembuatan kain sulam Karawo Gorontalo di gambar dulu, di iris benangnya , setelah diiris di cabut satu persatu setelah itu proses terakhir disulam.
Jadi ada lima tahapan yang memerlukan proses yang panjang dan ketelitian. Upaya pelestarian kain Karawo ini sudah dilakukan di tahun 2014 dan sudah di daftarkan sebagai budaya di kementerian Dikbud agar supaya kemudian kekayaan daerah Gorontalo tercatat secara nasional, bebernya
Dan sejak tahun 2022 kemarin melalui salah satu event karawo Gorontalo dan masyarakat Gorontalo bersama Dikbud sedang mengupayakan agar Karao ini menjadi warisan budaya dunia, yang akan di upayakan tercatat di Unesco. Agar supaya tidak di klaim oleh negara lain. Sebagai kebudayaan khususnya Gorontalo dan Negara Indonesia.