“Dalam skema ini, Lampung mengandalkan kekuatan di bidang hortikultura dan peternakan, Kepri berperan sebagai gerbang ekspor ke Singapura dan Johor, sedangkan Jawa Tengah dan Maluku Utara menyokong dengan produksi pangan dan sumber daya kelautan,” ujarnya.
“Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi UMKM dan petani Lampung untuk menjangkau pasar luar negeri secara lebih terstruktur, dengan dukungan tim teknis lintas OPD dan BUMD,” tambahnya.
Dirinya menjelaskan, kegiatan Capacity Building ini menjadi langkah nyata membangun fondasi desa yang kuat, sekaligus bagian dari strategi daerah untuk mengangkat potensi lokal ke level regional dan global. Dengan sinergi antara penguatan kelembagaan desa dan ekspansi akses ekspor, Pesawaran menegaskan diri sebagai daerah yang tidak hanya membangun dari bawah, tetapi juga menatap pasar dunia.
“Hal ini merupakan upaya berkelanjutan dalam rangka memberikan dukungan besar untuk memperkuat posisi Desa agar mampu profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab dalam rangka meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa,” ungkapnya.
Menurutnya, peluang besar Desa sebagai sokoguru kemandirian bangsa dan negara bahkan telah menjadi salah satu grand design fundamental dalam pemerintahan Presiden RI Bapak Prabowo Subianto, dengan diamanahkannya Desa melalui Keputusan Menteri Desa PDT RI Nomor 3 Tahun 2025 tentang Panduan Penggunaan DD Untuk Ketahanan Pangan Dalam Mendukung Swasembada Pangan, dengan demikian Desa berkesempatan besar mengelola potensi lokal unggulan Desa berbasis partisipasi dan pemberdayaan.
Respon sangat baik disampaikan seluruh Kepala Desa di Kabupaten Pesawaran, diantaranya, Hermansyah Kades Bogorejo, Rio Remota Kades Hanura dan Ahmad Salim Kades Pulau Pahawang. Mereka mengungkapkan bahwa giat capacity building ini menambah wawasan keilmuan pengelolaan potensi desa, perencanaan keuangan sekaligus stimulus pemacu pembangunan desa.
Wilkapri