Posisi ini kemungkinan akan menjadi tempat bagi Andika Perkasa jika ia tidak terpilih menjadi Panglima TNI,” ujarnya.
Tapi, lanjut Slamet, bukan berarti Moeldoko akan disingkirkan tanpa jabatan. Dia tetap masuk kabinet dengan posisi menteri.
Menurut Slamet, untuk mencari figur Panglima TNI ini bukan cuma loyalitas tapi juga kedekatan dengan presiden.
Dari tiga kepala staf angkatan, Andika paling dekat dengan presiden karena pernah menjadi Dan Paspampres.
“Kalo kita lihat relasi politiknya Andika sangat diuntungkan,” katanya.
Kata Slamet, masa peralihan membutuhkan stabilitas politik sangat kuat.
Biasanya kata dia uang diperlukan adalah tokoh Angkatan Darat. Kenapa? Karena AD mempunyai basic teritorial yang baik.
Ketika Hadi Tjahjanto dibiarkan sampai hampir empat tahun, ada kecendrungan Presiden Jokowi mengulur-ulur waktu untuk Andika jadi Panglima TNI.
Letjen Dudung Jadi Panglima TNI
Bahkan skenario baru bisa terjadi jika Andika Perkasa masuk dalam kabinet. Menurut Slamet, pengganti Andika sebagai KSAD bisa jadi Panglima TNI.
“Misal Letjen Dudung dilantik menjadi KSAD pada 20 Oktober 2021 berbarengan dengan menteri kabinet. Pada November dia juga bisa jadi Panglima TNI. Karena syarat jadi Panglima TNi orang yang pernah dan sedang menjadi kepala staf angkatan,” ujar Slamet, dilansir dari Suara.com.
KSAL Laksamana Yudo Margono juga punya peluang besar menjadi Panglima TNI jika Andika Perkasa ditarik masuk kabinet. Namun kata Slamet ada satu hal yang menjadi kelemahan Yudo Margono adalah peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala.
“Kalo Fadjar Prasetyo agak tipis peluangnya. Tidak mungkin Dari AU ke AU lagi. Kalo AD sangat memungkinkan dari AD ke AD karena AD jumlahnya sangat besar,” ungkap Slamet.
Menurut Slamet, Jokowi dalam dinamika politik seperti saat ini butuh figur yang cukup berani mengambil risiko.
“Terlepas dari kontroversi kasus Dudung dalam kasus dengan FPI tapi dia berani bertindak,” kata Slamet.
“Tentu bagi pendukung FPI dia dianggap cela. Tapi bagi Presiden Jokowi ini adalah kredit poin paling tinggi,” ungkapnya.
Tipikal Dudung, menurut Slamet, adalah orang yang dibutuhkan Presiden Jokowi.
“Jangan lupa dalam beberapa kesempatan di Istana ketika presiden mengumpulkan para Pangdam dan Kapolda, tiga kali presiden menyebut nama Dudung.
Kalian harus berani seperti dudung sampai tiga kali. Dari situ saya yakin Dudung menjadi pimpinan TNI. Terbukti jadi Panglima Kostrad dan sekarang calon kuat KSAD.
Nyaris tidak ada tandingan walaupun ada beberapa senior. Terlepas ada hubungan mertuanya dengan PDIP,” katanya.
(supriyadi)