NEWS  

Radikalisme dan Terorisme Dan Sebelum Jadi Terorisme

20220127 002136

Lebih lanjut abu Yaser mengatakan hal ini dapat dicegah sejak dari sikap seseorang intoleran dan ini tugas para dai dan tugas kita semua agar timbul di masyarakat sikap toleran dari yang tadinya intoleran. Dan menjadi rahmatan lil’alamin, bukan sekedar rahmat bagi orang Islam saja tapi rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya antar agama dan antar makhluk tetapi bagaimana kita bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam. Bagaimana kita bisa merahmati seluruh alam, “ucapnya.

Ia kembali menegaskan bahwa Hindari sikap intoleran dan ini tugasnya para dai, tugas para guru dan tugas kita semua agar tidak naik tingkat dari intoleran ke radikal. Karena jika ini terjadi. Maka tugas kita semua untuk lebih kencang lagi, harus ada diskusi, seminar, untuk menghabisi yang namanya konsep radikalisme, sebelum menjadi terorisme dan ini tugas besar, jangan kita diam saja seolah olah tidak terjadi apa apa”ujarnya.

Terkait jumlah anggota saat ini yaser menggambarkan bagaimana dari 2001 1 juta orang naik ke 2022 menjadi 5juta orang, bukan nya berkurang malah bertambah. dan ini tersebar di semua kota. bahkan di jakarta yang heterogen saja ada banyak, tetapi tidak terlihat seperti di garut. Dan ini tersebar diseluruh Indonesia bahkan sampai Indonesia Timur lebih banyak lagi, “ucapnya.

Ditanya mengenai alasannya kenapa kembali ke NKRI, yaser mengatakan ini adalah panggilan diri, panggilan alam, panggilan negara, panggilan ibu Pertiwi, bahwa kita harus taubat dan kita harus mempertahankan NKRI. Kita tidak mau melihat seperti di Timur Tengah. Semua hancur karena tidak punya sikap kebangsaan dan tidak punya nilai rahmatan lil’alamin, karena saling merasa paling benar.

Baca Juga  Sambutan Meriah Tim Promosi Taruna/Taruni Tingkat III AAL Angkatan ke-68 Bersama Pangkalan TNI AL Sabang di SMAN 1

Mengenai anggota nya yang saat itu tahun 2001 berjumlah 170 ribu personel. Begitu ia ke luar NII. Saat ini hanya tertinggal 90ribu. Sedangkan sisa nya yang 80ribu saat ini entah kemana? Tanyanya.

Dia merasa sangat miris dengan kejadian ini, kenapa kita bisa tertipu semua. Ini masalah cuci otak, orang terpengaruh dan digiring hanya dengan ayat ayat tekstual saja. Tetapi bukan konstektual. Jadi mudah tertipu. Bukan tafsir birra’yu tapi tafsir bil quran, bil hadist, dllnya

Pesan moral yang disampaikan nya kepada masyarakat adalah agar berfikirlah yang logis, agama itu pasti logis dan jika agama sudah tidak logis apalagi di bakar dengan emosi, maka dia akan gampang terpancing. Maka pelajari lah agama dengan logis. Dengan hati nurani dengan kasih sayang. Karena semua sama dimata Allah, semua ciptaan Allah, semua adalah mahluk Allah yang harus kita hormati yang sama nilainya dimata Allah.

Hal senada ditambahkan oleh
Ustad Aceng Abdul Mujib ,,Pim Pesantren Fauzan – Garut, bahwa sehebat apapun cuci otak yang di lakukan oleh orang-orang NII, tidak bisa melawan kodrat dari Allah Subhanahu wataala. Karena sudah menjadi panggilan hati rohani, sudah menjadi akal sehatnya bahwa gerakan dan ajaran NII itu adalah tidak logis dan tidak rasional. Menentang Al-Quran, mengancam keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. otomatis disertai dengan hidayah dan taufik dari Allah Subhanahu wataala mereka akan kembali bahwa ternyata NKRI dan Pancasila lah yang akan mendorong, menjadi kan kehidupan kita berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia adalah aman nyaman, tenang dan sejahtera.

“Saya mohon kepada pemerintah, jangan pura-pura tidak tau, kalau tidak tau bertanyalah kepada yang tau. Kalau sudah di kasih tau jangan selalu mengatakan tidak tau. “Kami sangat membutuhkan dorongan, dukungan dan kehadiran dari pemerintah karena ini adalah urusan pemerintah dan negara.

Baca Juga  Fahira Idris Dan KSOP Muara Angke Langsungkan Padat Karya, Sekaligus Serahkan Bantuan 127 Life Jacket & 50 Ring Bouy Pada Kapal

“Kalau memang pemerintah tidak setuju dengan NII atau NKRI dan bahkan sebaliknya, ya ngomong pemerintah nya. “Jadi saya berharap marilah pemerintah berbarengan dengan kami, selama pemerintah nya adalah tetap konsisten terhadap NKRI dan pancasila.

Di akhir wawancara Abu Yaser menghimbau kepada tiga golongan. Yaitu yang pertama adalah mantan mantan NII yang sudah keluar dari NII. Agar jangan anda lupa dan terlena dengan kehidupan perut anda saja. Jangan terlena dengan kehidupan dunia anda, ayo ibu Pertiwi sudah memanggil. Ayo mari bergabung dan mempertahankan NKRI bersama sama kami. Yang kedua kepada kawan kawan kami yang masih aktif di NII ayo kembali, ayo kita taubat, kembali kepada fitrah kita, kita memahami rahmatan lil’alamin. Yang ketiga kepada masyarakat semuanya jangan pernah mau tertipu, jangan buru buru ambil sikap, jangan tertipu dengan ayat ayat tekstual, pelajari, pahami dan tanya sama ustadz Ustadz yang memang sudah belajar islam tahunan. Jangan belajar sama Ustadz yang baru belajar islam tetapi membuat Anda tertipu dan di bakar emosionalnya. Mari bersama-sama bergandengan tangan untuk mempertahankan NKRI., ” Pungkasnya.**

Redaksi
Author: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

" Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini "