“Keberagaman memang anugerah kita. Tetapi keberagaman harus diperjuangkan. Jangan sampai usaha-usaha agar Indonesia jadi homogen merusak makna kebangsaan ini. Sebab sesungguhnya heterogenitas di Indonesia adalah keniscayaan”, ujarnya.
Sementara itu, Pendiri Komunitas Imago Dei Jefri Dianto mengharapkan lewat perayaan “Natal Bersama” ini makin menumbuhkan kesadaran akan kepedulian terhadap kaum terpinggirkan.
“Harapan kami, lewat perayaan Natal ini, kiranya kita menyadari bahwa Natal bukan sekedar perayaan yang penuh kemewahan. Tetapi, dapat juga dijadikan sebagai momentum untuk membuka mata hati banyak orang agar lebih perduli terhadap kaum marjinal. Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang mengaplikasikan kasih Natal lewat perbuatan baik. Disadari atau tidak, bangsa ini membutuhkan perbuatan baik bukan sekedar perkataan yang baik. Perbuatan baik dapat mengalahkan perbuatan yang tidak baik. Kasih menutupi segalanya”, harapnya.
Dewan Pembina Ganjarist Kyai Enha turut menegaskan bahwa di atas muka bumi ini, usia keragaman sudah sangat tua.
“Tugas kita adalah merayakan keragaman dengan saling mengenal (ta’āruf), saling memahami (tafāhum), saling toleran (tasāmuh), saling menolong (ta’āwun) dan saling menanggung (takāful). Siapapun kita dan apapun latar belakang kita, kita adalah saudara dalam kemanusiaan.
Dengan demikian, dia sangat mengapresiasi atas gagasan memperingati Natal Kebangsaan yang digagas oleh Ganjarist Indonesia.
“Bangsa ini membutuhkan karya nyata untuk menegakkan arti toleransi sebenarnya di tengah ancaman radikalisme yang tak kunjung berhenti. Inilah makna sesungguhnya dari kasih dan sukacita dalam toleransi kebersamaan”, tegasnya.
Yang menarik dalam perayaan “Natal Bersama” ini, yang menjadi ketua panitia pelaksananya adalah seorang Muslimah yakni Fahmia Anggraini
Sebagai informasi, Imago Dei Ministry merupakan suatu komunitas berasal dari berbagai latar belakang gereja yang berbeda, namun memiliki kerinduan untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa.
Imago Dei Ministry dibentuk sebagai tindak lanjut dari kegerakan Megacities (Jakarta 2008) yang merupakan salah satu bentuk pelayanan dari YWAM Perth, Australia dan difasilitasi oleh TCI (Transformation Connection Indonesia). Dimana, mereka mengirimkan pelayan Tuhan misionaris muda dari berbagai Negara untuk bekerja sama dengan gereja lokal, komunitas Kristen, hamba Tuhan dan pemuda pemuda lokal untuk memberitakan kabar baik serta memperlengkapi orang orang lokal untuk menjangkau kota Jakarta.(red)