Sepintas saya berpikir, kenapalah Menteri pendidikan ini lebih memikirkan renovasi ruangan dari pada mengatasi kesulitan rakyat ya?.
Semestinya Nadim lebih peka terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi lembaga penyelengara pendidikan pada masa pandemi atau PPKM ini.
Hemat saya ruangan Menteri itu pasti masih bagus, jadi jangan kurang-kurangan terus dong, kesannya malah menjadi kelihatan tamak dan rakus. Sebab, kita masih dalam masa pandemi, jadi semuanya serba sulit. Nah, Menteri sejatinya memberi atau menawarkan solusi kepada rakyat, bukan nambah sakit hati.
Harapan kita sebaiknya anggaran 6,5 Milyar itu lebih diprioritaskan lah untuk keperluan-keperluan yang mendasar, urgensial dan/substansial. Atau setidak-tidaknya diprioritaskan untuk menambah dana bantuan operasinal sekolah. Dari pada untuk renovasi, ya lebih baik untuk tambahan BOS lah.
Katanya Nadiem ini Menteri kabinet dari undur kaum milenial, tapi kenapa tidak peka, harusnya lebih bijak, lebih cerdas dan peka terhadap masalah rakyat. Kalau masih berkutat pada persoalan merenovasi ruangan agar lebih dingin, lebih sejuk atau lebih empuk apanya yang milenial. Malah yang ada terkesan eforia atas jabatannya dan itu justru kelihatan sangat tidak berbudaya. Jika tak mampu memberi solusi, setidaknya jangan meambah penderitaan rakyat, tutup EPZA yang merupakan Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Mrdan Periode 2014-2018.(Erf)