“Sulawesi Tenggara, misalnya, sudah memiliki 18 titik yang siap. Target kita memang seribu titik secara nasional. Kendala terbesar memang ada di proses verifikasi, tetapi sejauh ini kami sangat terbantu oleh BGM dalam setiap prosesnya,” ungkap Desi.
Ia juga mengakui ada beberapa titik yang mengalami penolakan, namun sifatnya masih minor dan selalu ada solusi yang ditawarkan.
“Kalau ada penolakan itu biasa, tapi solusinya selalu ada. Kami pun mengajak teman-teman untuk bergabung dalam program kemitraan Kadin ini secara mandiri,” tambahnya.
Desi turut menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi digelar secara hybrid, yakni melalui pertemuan offline di kantor sekretariat Korwil Bali, NTT, NTB, Maluku, dan Maluku Utara, serta secara online melalui platform Zoom.
“Beberapa daerah memang bisa hadir langsung, tapi untuk menjangkau yang lebih luas kita juga fasilitasi via online setiap hari Selasa. Ini adalah kolaborasi dengan semua teman-teman di Kadin Indonesia,” tutupnya.**
(Ls)