NEWS  

EPZA Apresiasi Polisi Atas Penetapan Lima Tersangka Penganiayan Di PIP

IMG 20210912 WA0017

Jakarta, Inspirasijurnalis.com – Ditetapkannya lima orang taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Jawa Tengah sebagai tersangka atas penganiayaan yang menyebabkan tewasnya Zidan Muhammad Faza (21) selaku Korban kekerasan oleh kakak seniornya diapresiasi pengamat hukum dan sosial Eka Putra Zakran, SH MH (EPZA). Hal itu disampaikan Epza pada Sabtu (12/09) di Medan.

Saya mengapresiasi langkah cepat pihak kepolisian dalam hal ini penyidik Polrestabes Semarang yang telah berhasil mungungkap fakta hukum secara terang benderang terkai tewasnya Zidan selaku korban kekerasan kakak kelasnya.

Apa yang disampaikan oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar mengenai fakta hukum yang terungkap oleh penyidik sangat layak diapresiasi. Penyidik berhasil mengungkap fakta dengan seterang-terangnya.

Awalnya penyidik merasa ada kejanggalan atau keganjilan dalam perkara ini. Dari laporan awal penyebab kematian Zidan akibat laka lantas antara Zidan dan Chaisar. Chaisar hendak mencoba menggiring bahwa pelaku dalam perkara ini hanya dia sendiri, namun polisi berhasil mengungkap fakta, ternyata pelakunya lima orang.

Informasi awal yang didapati Polisi memang simpang simoang siur, namun menjadi terang-benderang setelah penyidik mendapat keterangan dari warga di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan rekaman CCTV rumah sakit.

Dari keterangan yang dihimpun polisi ternyata korban dianiaya di Mes Indo Raya, di daerah gunukkrajan, Semarang. Jadi kesimpulannya Zidan tewas bukan karena kecelakaan lalu lintas, tapi karena tindak kekerasan berupa pemukulan atau penganiayaan oleh lima kakak seniornya.

Nah, muncul pertanyaan mengapa di lembaga pendidikan kita masih ada model perpeloncoan dengan kekerasan? Hal ini tentu menjadi sesuatu yang ironis dan memprihatinkan.

Hemat saya tidak penting model perpeloncoan ada dalam lembaga pendidikan. Harus dilakukan evalusi mendalam dan pengawasan ektra terhadap lembaga-lembaga pendidikan yang masih menerapakan model perpeloncoan dengan kekerasan ini.

Team Redaksi
Author: Team Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

" Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini "