
“Cukai rokok, 200 triliun paling nggak separuhnya di taro di Sovereign Funds , lama – lama BPJS itu bisa gratis karena bisa hidup dari yieldnya. Tapi menteri keuangan sudah kecanduan dengan cukai rokok, padahal cukai rokok, beda dengan pajak , cukai harusnya di pakai untuk mengurangi konsumsi barang yang di cukai atau membiayai upaya mitigasi terhadap dampak negatif konsumsi barang yang di cukai (rokok), kata Bambang
“Karena orang memakai tembakau kesehatan yang kena, jadi harus cukai di pakai untuk membiayai pengobatan orang – orang yang sakit karena masalah rokok, baik yang aktif maupun pasif. “
“Tapi kenyataannya kan nggak, malah BPJS di kejar – kejar yang katanya kurang duit terus.Padahal kita punya 200 triliun , sayang banget, menurut saya itu kesalahan kementerian keuangan yang sulit untuk di maafkan dalam musim puasa dan lebaran,” kata Bambang sambil tersenyum.**
(Editor NK)