Sekarang ada pernyataan kalau yang masalah tersebut harusnya yang lebih tahu keluarganya Soekarno sendiri. Sementara beliau tadi menyatakan tidak dikasih tau orang dekatnya. Maka menjadi kontradiksi karena pernyataan itu muncul dari Mbak Mega. Statement itu sudah lama. Pernyataan sifatnya ambigu atau apa hanya Allah yang tau. Kalau kita lihat perpindahan kekuasaan dari Bung Karno ke Pak Harto itu ada uneg-uneg. Perpindahan kekuasaan dari Pak Harto Ke Pak Habibie juga tidak enak. Maka ini menjadi misteri terus.
Saya tidak menolak bahwasanya memang adat Raja-Raja Nusantara baik berupa emas maupun berupa kekayaan memang ada, tapi itu dimana kita tidak tahu. Kemudian Harta Rampasan Jepang ini banyak sekali berupa emas dan itu masih ada di kita, dibawa keluar tidak bisa. Masih didalam goa, pernah ada kabar burung ada satu tim yang pernah buka itu di Bengkulu Mati Semua Hangus.
Memang kalau secara ilmiah, maksudnya kalau sudah terpendam lama dibuka paksa itu keluar gas beracun itu dikaitkan dengan hal klenik lagi orang makin takut. Jadi dua faktor sejarah ini tidak bisa dinafikkan. Itu yang dari Raja dan Sultan dan Harta Rampasan Jepang. Ada isu lagi dinyatakan disimpan di Bank Swiss, kemudian kodenya disimpan di sabuknya pejabat tapi.
Perekat bangsa yaitu dari budaya ini menjadi spirit, spirit itu seperti disetiap wilayah kemudian mengekspos budayanya akhirnya saling berlomba-lomba terjadi kompetisi dan itu malah menjadi perekat bangsa yang menimbulkan pro kontra. Apalagi kalau ada klaim dari luar negeri yang mencoba mempatenkan budaya kita itu bisa merekatkan persatuan kita. Terkait klaim wayang adalah Masalah prosedural jadi Malaysia lebih cepat geraknya untuk mendaftarkan hak patennya daripada kita.
Berarti ini kelalaian, kekhilafan, dari sistem kita. Ada kaitannya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kita. Mencoba untuk menjaga agar budaya itu hak paten kita sendiri, kenapa itu tidak dilakukan apa alasannya karena biaya. Sebenernya bukan orang Malaysia yang mengklaim, tapi orang kita yang ada disana beranak pinak dan kemudian mengakui kebudayaan yang dirasa milik dia juga.
Dengan adanya seminar seperti ini dan adanya masukan-masukan menjadi perhatian bagi pemerintah. Menjadi semangat juga bagi generasi muda dan milenial. Tidak terpengaruh dengan prediksi yang menyesatkan,” tutupnya.