Dalam suasana penuh keakraban, pertemuan ini menghasilkan tiga poin utama kesepakatan: pertama, ketiga ormas menegaskan bahwa mereka adalah keluarga besar tanpa adanya perselisihan; kedua, memastikan bahwa tidak ada permusuhan di antara mereka; dan ketiga, mendorong pengusutan terhadap oknum yang diduga memicu insiden tersebut.
Paskalis Towari, anggota Satgas FP-NTT, menyoroti bahwa insiden tersebut diduga dipicu oleh provokasi seorang pengacara berinisial TS. “Kami berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban dari oknum yang telah menciptakan ketegangan ini dan merusak harmoni di antara kami,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 anggota dan pengurus dari FBR, BANTARA, dan PETIR, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Hj. Yusriag Dzinnun dari FBR dan Daenk Jamal dari BANTARA. Mereka sepakat untuk terus menjalin hubungan yang harmonis ke depannya.
Sementara itu, pihak kepolisian telah mengamankan 19 orang yang diduga terlibat dalam bentrokan tersebut guna pendataan lebih lanjut. Kapolsek Kelapa Gading menyampaikan bahwa insiden ini menyebabkan tiga orang mengalami luka-luka, terdiri dari dua anggota FBR dan satu anggota BANTARA yang harus menjalani perawatan akibat luka berat.
Dengan semangat Ramadan dan nilai-nilai persaudaraan, FBR, BANTARA, dan PETIR berkomitmen untuk menjaga kerukunan serta saling mendukung demi kesejahteraan masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih aman dan damai bagi semua pihak.**
(Ls)
(Editor NK)
