Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi melakukan dialog daring dengan pengurus Kopdeskel percontohan. Ketua Kopdes Penfui Timur dari Kupang, misalnya, menyampaikan bahwa koperasinya telah mengembangkan enam unit usaha seperti kantor, logistik, cold storage, toko sembako, serta unit di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Kami belum bisa membuka klinik dan apotek desa karena masih terkendala proses perizinan,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Budi Arie memastikan bahwa Kementerian Kesehatan telah dilibatkan dalam Satuan Tugas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih.
“Tenang, saya akan bereskan masalah perizinan itu,”tegasnya.
Sementara itu, di wilayah Bantul sendiri telah disiapkan tiga Kopdeskel sebagai calon percontohan nasional, yaitu di Kelurahan Srimulyo (Kecamatan Piyungan), Sriharjo (Imogiri), dan Bangunharjo (Sewon). Namun, dari ketiganya, Srimulyo dinilai paling siap untuk menjadi model nasional.
Kopdeskel Merah Putih Srimulyo dirancang sebagai penggerak utama ekonomi desa dengan berbagai unit usaha seperti ketahanan pangan, klinik desa, apotek, simpan pinjam, pergudangan, toko sembako, jasa pariwisata, peternakan, hingga perikanan.
“Kopdes/Kel Merah Putih menjadi garda terdepan perekonomian desa, karena itu harus dikelola secara profesional agar mampu menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat Srimulyo,”tutur Lurah Srimulyo, Wajiran.**
(NK)