Pengawasan UU Perindustrian, Komite II DPD RI mengunjungi industri jaring ikan dan industri rotan di Cirebon

Pengawasan UU Perindustrian, Komite II DPD RI mengunjungi industri jaring ikan dan industri rotan di Cirebon
Pengawasan UU Perindustrian, Komite II DPD RI mengunjungi industri jaring ikan dan industri rotan di Cirebon

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Cirebon, Sumanto, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Kota Cirebon memiliki banyak potensi industri yang harus dikelola dengan berbagai strategi pembangunan berbasis pengembangan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing, dan berkelanjutan. “Perlu kami sampaikan bahwa sekalipun Kota Cirebon hanya memiliki luas lahan industri hanya sekitar 1,5 persen yang terbangun di Kota Cirebon, namun kontribusinya terhadap terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup besar” jelasnya.

Sejalan dengan strategi pembangunan berbasis industri tersebut, Kepala DKUKMPP, Iing Daiman, menegaskan saat ini sedang menyusun Naskah Akademik Ranperda Rencana Pembangunan Industri Kota Cirebon 2023-2043. “Data jumlah industri di Kota Cirebon untuk Industri Kecil Menengah (IKM) non-formal mengalami peningkatan signifikan, sementara IKM formal yang telah terdata dalam Sistem Informasi Industri Kota Cirebon tetap positif namun tidak signifikan” jelasnya.

Pengawasan UU Perindustrian, Komite II DPD RI mengunjungi industri jaring ikan dan industri rotan di Cirebon

Pertemuan ini kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Kawasan Industri Jaring Ikan (Arteria Daya Mulia) dan Industri Rotan (Mantera Rattan). Kunjungan Kerja Komite II DPD RI di Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, turut dihadiri oleh anggota Komite II DPD RI yaitu Lukky Semen (Sulawesi Tengah), Instsiawati Ayus (Riau), Ria Mayang Sari (Jambi), Amaliah (Sumatera Selatan), Herry Erfian (Kep. Bangka Belitung), Fahira Idris (DKI Jakarta), Gusti Kanjeng Ratu Hemas (D.I. Yogyakarta), Bambang Santoso (Bali), Achmad Sukisman Azmy (NTB), Angelius Wake Kako (NTT), Habib Hamid Abdullah (Kalimantan Selatan), Aji Mirni Mawarni (Kalimantan Timur), Waode Rabia (Sultra) dan Dewi Sartika Hemeto (Gorontalo).

(Editor Nurkholis)

Redaksi
Author: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

" Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini "