Kesaksian Korban
Sejumlah korban menceritakan pengalaman mereka kepada Amnesty. Salah satunya adalah Dewi (nama samaran), seorang aktivis di Bandung, yang dipukul di kepala oleh aparat meski telah menunjukkan kartu identitasnya. Ia mengalami bengkak di kepala dan harus beristirahat selama dua bulan.
Sementara itu, Anya (nama samaran), seorang relawan medis, didorong hingga jatuh ke selokan saat berusaha melindungi seorang pengunjuk rasa yang dipukul polisi. “Mereka terus mendorong saya meski saya sudah berteriak meminta mereka berhenti,” katanya.
Tuntutan Transparansi dan Reformasi
Amnesty menyerukan agar DPR segera memanggil Kapolri untuk dimintai pertanggungjawaban atas dugaan kebijakan represif dan partisan. “Tanpa pertanggungjawaban di tingkat kebijakan, kekerasan seperti ini akan terus berulang,” tegas Usman.
Selain itu, Amnesty meminta agar kasus ini diinvestigasi secara menyeluruh dan pelaku kekerasan, termasuk di level komando, diberikan sanksi yang setimpal. “Jika hanya ada sanksi etik, reformasi institusi akan sulit tercapai,” ujarnya.
Laporan ini menyoroti pentingnya akuntabilitas dalam penanganan aksi damai. Kekerasan aparat tidak hanya menciderai hak asasi manusia, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.**