
Menurut Hendy Narindra Dewantoro, Direktur TEBE, dalam acara Public Ekspos yang diadakan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta pada Rabu (08/05/2024), perseroan mencatat penurunan pendapatan yang signifikan sebesar 63,9%, turun menjadi Rp97,3 miliar dari Rp168,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh berkurangnya jumlah Tonase dan jumlah klien, yang dipengaruhi oleh penurunan harga batubara dan dampaknya terhadap pelabuhan perseroan.”
“Di sisi lain, beban pendapatan Perseroan juga mengalami penurunan sebesar 23,29% menjadi Rp58,984 miliar dari Rp76,89 miliar.” Kata Dewantoro
Diketahui bahwa biaya pendapatan Perseroan terutama terdiri dari biaya tetap, sehingga perubahan pendapatan sangat berpengaruh pada marjin laba kotor. Secara keseluruhan, total aset Perseroan juga mengalami penurunan sebesar 14,02% menjadi Rp1.17 triliun pada akhir Maret 2024 dibandingkan dengan Rp1,36 triliun pada akhir Maret 2023.
Alhasil, laba bersih per saham Perseroan setara dengan Rp19,26 per lembar. “Meskipun Perseroan menghadapi penurunan yang signifikan, upaya untuk mengoptimalkan kinerja dan mengatasi tantangan pasar tetap menjadi fokus utama manajemen TEBE,” Tutupnya.**
(Editor NK)