“SBDK itu kan belum memperhitungkan komponen estimasi premi resiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap resiko masing – masing debitur atau kelompok debitur. Tetapi kok bisa Bank Mandiri ujug – ujug menaikan tagihan ke saya dengan angka super Waahhh !! “Ulas Puguh.
Dengan demikian kata Puguh besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK, mengingat dalam kredit konsumsi non KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Sebelumnya melalui keterangan yang didapati awak media, Puguh Kribo telah mendatangi Pihak cabang Mandiri yang berada di Taman Palem Lestari untuk meminta klarifikasi soal pemblokiran debitnya. Permintaan klarifikasi itu tidak dijawab dengan jelas oleh pihak bank Mandiri.
“Saya sudah datangi itu kantor cabangnya, dan tidak ada penjelasan dari pihak Bank, bahkan pada tanggal 15 Februari 2023 kemaren, saya juga mengirimkan surat komplain digital ke Mandiri Care, dan lagi – lagi tidak di balas. “ujarnya.
Perkara Perbankan itu dijelaskan dia bahwa PT Bank Mandiri Tbk telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) secara sepihak dengan memblokir dan membekukan dana yang ada di rekening pribadinya.
“Perusahaan besar seperti Bank Mandiri Tbk sangat jelas telah melanggar hak – hak konsumen atau nasabah. “Tegasnya.
Untuk mendapatkan haknya, Puguh Kribo bersama para rekan dan partner Advokat lainnya menggugat PT Bank Mandiri Tbk sesuai Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU Perlindungan Konsumen), dan melanggar Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1 tentang Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan (POJK Perlindungan Konsumen).
“PT Bank Mandiri Tbk telah melakukan tindakan yang tidak patut terhadap Nasabah, memblokir membekukan tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu, untuk itu saya menggugat immaterial sebesar 2,8 Miliar rupiah. “Pungkas Puguh.