SEJARAH,indonesiajuranlis.com-Orang yang dimaksud adalah Syekh Yusuf Tajul Khalwati, ulama pejuang yang membawa lslam ke Afrika Selatan. Dia lahir di Gowa, Makassar, 16 Juli 1626, Sejak kecil sudah mampu menamatkan Al Quran.
Dia kemudian mendalami ilmu fikih, tafsir, hadis, dan tasawuf. Pada usia 19 tahun, dia ikut kapal Portugis berlayar ke Mekah, melalui Banten, Aceh, dan Yaman. Di Aceh berguru pada Syekh Nuruddin ar-Raniri sampai memperoleh ijazah Tarekat Qadiriah. Tidak puas, dia memenuhi “rasa hausnya” ke negeri Syam. Di sanalah dia mendapat gelar Tajul Khalwati Hadiyatullah dari gurunya, Syekh Abul Barkah Ayyub. Sepulang ke tanah air, dia berdakwah di Sulawesi, lalu menetap di Banten.
Di Banten, dia menjadi guru, mufti, menantu,
sekaligus panglima perang Sultan Ageng Tirtayasa melawan Belanda. ketika Sultan ditangkap, dia bergerilya di hutan dan bertempur bersama kesultanan Cirebon sampai akhirnya tertawan dan dipenjara di Batavia.
Pada 1684 dibuang ke Srilangka untuk melumpuhkan perjuangannya,tetapi para jamaah haji Indonesia yang waktu itu harus singgah di Srilangka, selama 9 tahun selalu mengunjung inya dan mereka diberi fatwa-fatwa jihad Islam.
Ini tentu mengkhawatirkan Belanda, sehingga pada 1693 Syekh Yusuf dibuang ke ujung Afrika Selatan, yang saat ini adalah Cape Town. Tetapi ternyata semangat juangnya tak terpatahkan. Di tempat pengasingan yang terpencil, di usianya yang ke 67 tahun dia masih terus memperjuangkan Islam.
Dengan cepat, ketinggian ilmu dan kharismanya tersebar di kalangan kuli perkebunan, orang-orang buangan, dan imigran.
Lambat-laun Islam menyebar dan mengakar di Afrika Selatan, sehingga 400 tahun kemudian ketika Rezim Apartheid tumbang, kabinet Presiden Nelson Mandela diperkuat oleh beberapa menteri Muslim.