“Kalau orang Betawi bilang, die siape? pangkatnye ape?” kata Taufik.
Orang-orang seperti Taufik dan Fadli Zon yang membuat partai Gerindra dipertanyakan komitmennya dalam pemerintahan. Tapi kalau mengingat sepak terjang dua orang ini di masa lalu, tentu kita bisa memaklumi. Yang satu diduga suka makan lobster, yang satu lagi suka nyinyir dan pernah bungkam beberapa waktu lamanya karena diduga ditegur Prabowo. Cara tegurnya, tak ada yang tahu.
Bahkan Anies pun ikut buka suara terkait terkait pernyataan Giring.
“Soal negatif thinking, udah kerja setengah mati, udah nonstop, masih juga dinyinyirin. Saya bilang begini kalau soal itu. Ya Allah saya ini siapa sih? Cuma Anies,” kata Anies Baswedan dalam sebuah video singkat yang diunggah netizen.
“Apa Anies itu? Anis itu orang biasa. Jangankan Anies, Rasulullah SAW yang akhlak mulia, yang uswatun khasanah itu saja dinyinyirin terus, mandi fitnah gak pernah selesai. Terus kita berharap tidak seperti begitu? (yang dialami Rasulullah SAW) Enggak lah. Rileks aja,” katanya.
Ternyata Anies pun sampai gerah dan tidak tahan, padahal selama ini dia cukup tahan dengan berbagai kritikan pedas. Kali ini ucapan Giring membuatnya tidak tenang dan harus melakukan serangan balik agar efeknya tidak terlalu dahsyat.
PSI ini, di satu sisi sangat dibenci oleh oposisi dan orang-orang yang selama ini nyaman, tapi di sisi lain juga disukai oleh mereka yang selama ini menahan kesal ingin mengkritik tapi tidak bisa. PSI suka membuat kehebohan, tapi bagi oposisi, PSI dianggap suka bikin kegaduhan. Terserah kalian mau menyikapi yang mana. Style mereka agak beda dan antimainstream sehingga banyak yang merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.
Sungguh menarik untuk disimak kenapa ucapan Giring mengundang banyak pihak keluar dari sarangnya dan protes. Ini karena sangat pedas dan tajam dan bisa mengganggu citra politik banyak pihak. Meski PSI yang bersuara soal ini, yang notabene partai kecil dan tak lolos Senayan, tapi bisa membuat banyak pihak terguncang hebat serasa mengalami gempa bumi dahsyat.(red)
Sumber Supriyadi
