“Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, pagar laut itu justru dibangun oleh masyarakat sekitar. Itu lebih menyerupai tanggul laut yang terbuat dari bambu,” jelasnya.
Muannas menjelaskan bahwa tanggul laut tersebut biasanya difungsikan sebagai pemecah ombak atau untuk kebutuhan masyarakat setempat. Ia menyebutkan beberapa kemungkinan penggunaan tanggul laut tersebut, seperti tambak ikan, pembendung sampah, atau pembatas lahan warga pesisir yang terdampak abrasi.
“Dari informasi yang kami terima, pagar laut itu merupakan inisiatif masyarakat sekitar dan dibuat secara swadaya. Tidak ada kaitannya dengan pengembang PSN atau PIK 2 karena lokasinya tidak berada di wilayah pengembangan tersebut,” ujar Muannas.
Dengan penjelasan ini, ASG menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki keterlibatan dalam pembangunan pagar laut di kawasan tersebut.**
(Editor NK)