“Selama ini kita hanya menjadi suplayer bahan baku biosolar untuk negara-negara Eropa. Pada tahun 2021, Uni Eropa mengimpor minyak sawit dan produk turunnya hingga mencapai US$ 6,4 miliar di mana sebagian besar akan digunakan sebagai bahan bakar biofuel”, ujar mantan ketua HIPMI Bengkulu itu.

Sebagai penghasil utama CPO, lanjutnya, Indonesia seharusnya mampu menjadi pemain utama produsen biodiesel dunia. Namun sayangnya pada 2022, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel diperkirakan baru 17% dari produksi CPO, padahal Produksi Minyak Sawit RI Capai 45,12 Juta Ton pada 2022.
“Oleh karena itu, diharapkan ke depannya DMO CPO yang diperuntukkan khusus biodiesel terus ditingkatkan sesuai kebutuhan secara proporsional. Kami juga mengapresiasi kementerian ESDM yang berhasil menyabet penghargaan tertinggi di Kawasan Asia Tenggara pada ajang ASEAN Energy Awards (AEA) 2022”, tutupnya.