“Dan satu lagi ketika merevisi UU ketika Prabowo untuk pemilihan pilkada kembali ke DPRD , DPR ikut misalnya. Dan apa yang di sampaikan Bahlil untuk kembali ke DPRD, berapa banyak Golkar yang ada di DPRD dan ini jangan sampai ada konspirasi ” ucapnya
Ray Rangkuti dari Lima Indonesia juga menanggapi terkait pada pemilihan pilkada melawan kotak kosong. Jangan seperti main bola tanpa lawan, ngga ada kiper , ngga ada sayap kanan pemain tapi tidak bisa mencetak gol” ini kan lucu jadinya, KPU ini harusnya rasional bukan malah irasional ” ucapnya
Para narasumber juga mengkritisi opsi-opsi yang tersedia dalam menangani pelanggaran ini. Beberapa usulan, seperti tetap mempertahankan dua calon dengan hanya mendiskualifikasi calon wakil walikota, tidak diambil. Akibatnya, muncul situasi pilkada melawan kotak kosong, yang dianggap tidak ideal bagi demokrasi.
“Diskusi ini menggambarkan kompleksitas kasus di Pilkada Banjarbaru, termasuk bagaimana sanksi diberlakukan terhadap pasangan calon secara keseluruhan, meskipun pelanggaran mungkin hanya dilakukan oleh salah satu pihak dalam pasangan tersebut,” jelas Rizki Riyanto.
Diskusi ini diharapkan memberikan masukan penting bagi KPU dan stakeholder lainnya dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul selama Pilkada 2024. Publik menunggu langkah konkret untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan demi menjamin proses demokrasi yang adil dan transparan. **