Peringatan 1 Abad NU di Bantul tersebut, menurut pria yang juga Katib Syuriah PBNU , Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. atau akrab disapa Gus Hilmy, menjadi alternatif bagi yang tidak ke Sidoarjo, Jawa Timur.

“Kalau semua yang hadir di sini juga datang ke Sidoarjo, tentu akan semakin sumpek di sana. Selain resepsi 1 Abad, di Sidoarjo juga diselenggarakan Muktamar Internasional Fikih Peradaban. Di antara hasilnya adalah menyepakati organisasi dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai satu-satunya organisasi tempat semua negara di dunia bernaung, meskipun terdapat banyak kelemahan. Prinsip yang ambil adalah kesetaraan, keadilan, kebaikan,” ujar pria yang merupakan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Malam itu sungguh ramai sekali, jamaah telihat meriah mengikuti sholawat yang dilantukan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dengan diiringi Grup Hadroh Azzahir Pekalongan. Majelis sholawat akhirnya dipungkasi dengan mauidloh hasanah oleh Gus Muwafiq.
Dalam ceramahnya, Gus Muwafiq mengajak jamaah untuk terus mencintai sholawat. Sholawat itu ajang silaturahmi yang banyak membawa berkah.
“Lewat sholawat akbar seperti di Alun-alun Paseban Bantul ini contohnya banyak membawa berkah, selain sebagai ibadah, bakul-bakul (penjual) juga laku sehingga dapat rezeki.”
“Sholawatan atau pu istighotsah bersama merupakan sistem silaturahmi massal yang luar biasa. Silaturahmi melalui sholawat bersama atau istighotsah itu tuntunan para ulama, yang dalam praktiknya merupakan lingkaran kebersamaan jama’ah yang akhirnya menguatkan jam’iyah. Maka kita patut bersyukur bahwa jam’iyah Nahdlatul Ulama telah berusia seratus tahun, itu semua berkah silaturahmi para ulama,” tutur Gus Muwafiq