Jalih Pitoeng Meyakini Prabowo Akan Penuhi Keinginan Kami Para Tapol Napol, bahwa komunitas ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat silaturahmi di antara sesama Tapol dan Napol, tetapi juga untuk terus berjuang menegakkan keadilan, kata Jalih Pitoeng
Jakarta, Indonesia jurnalis.com –komunitas Tahanan Politik (Tapol) dan Narapidana Politik (Napol) salah satunya Inisiator Jalih Pitoeng hadiri acara “Renungan 17 Agustus 2024, Silaturahmi dan Deklarasi Tapol dan Napol 2024”. Acara ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan antara anggota komunitas Tapol dan Napol sekaligus menyampaikan harapan kepada pemerintah baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto, Sabtu (17/8/2024) di Pulau Dua Restoran, Gatot Subroto Senayan Jakarta.
Dalam acara tersebut, tampak hadir beberapa tokoh penting, di antaranya adalah mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko, petinggi Partai Pelopor Eko Santjojo, serta aktivis Rizal Kobar dan Eggi Sudjana. Selain itu, turut hadir tokoh FPI Munarman, Hatta Taliwang, Jalih Pitoeng, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Alfian Tanjung, Ratna Sarumpaet, Ruslan Buton, serta Jumhur Hidayat.
Syahganda Nainggolan, salah satu penggagas gerakan Persaudaraan Tapol dan Napol menyampaikan bahwa mereka adalah mantan tahanan politik yang pernah ditahan selama era pemerintahan Jokowi karena mengkritisi kebijakan pemerintah.
Syahganda berharap agar presiden terpilih, Prabowo Subianto, dapat memprioritaskan rehabilitasi mereka dalam 100 hari kerja pertamanya.
“Saya dan rekan-rekan berharap agar Pak Prabowo memasukan agenda kami dalam program100 hari kerjanya, yaitu membebaskan semua tahanan politik dan merehabilitasi korban-korban politik di era Jokowi,” ujar Syahganda.
Bang Jalih Pitoeg, yang juga merupakan inisiator dari persaudaraan Tapol dan Napol, menyampaikan dalam keterangannya kepada media, “Kami dari semua yang pernah ditahan dan dipenjara oleh rezim Jokowi, yang kami anggap sebagai tahanan politik karena kritik kami terhadap demokrasi, pada hari ini membentuk persaudaraan Tapol dan Napol untuk mengingatkan kembali pentingnya demokrasi di Indonesia.” tegas Jalih Pitoeng
Lebih lanjut, Bang Jalih menjelaskan bahwa komunitas ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat silaturahmi di antara sesama Tapol dan Napol, tetapi juga untuk terus berjuang menegakkan keadilan, kebenaran, serta menuntut hak-hak mereka yang selama ini terabaikan. “Kami berharap Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, dapat memberikan amnesti, abolisi, dan rehabilitasi bagi kami,” tambahnya.
Jalih Pitoeng kembali menceritakan kejadian waktu itu pada tahun 2019 di pelantikan Presiden Jokowi, ” beberapa dari kami ditangkap seolah-olah kami adalah teroris. Sebagaimana yang telah diberitakan oleh berbagai media, kami dikelompokkan ke dalam beberapa klaster. Klaster pertama adalah klaster makar yang melibatkan Bang Rizal Kobar, Bunda Rahmawati, Pak Eko Sanjoyo, Bintang Pamungkas, Ahmad Anisa Ratna Sarumpaet, dan lainnya.”