Suami Jadi Korban Perdagangan Orang, Yuli Ismi Minta Bantuan Pemerintah Indonesia 

Suami Jadi Korban Perdagangan Orang, Yuli Ismi Minta Bantuan Pemerintah Indonesia 
Suami Jadi Korban Perdagangan Orang, Yuli Ismi Minta Bantuan Pemerintah Indonesia 
Suami Jadi Korban Perdagangan Orang, Yuli Ismi Minta Bantuan Pemerintah Indonesia, Yuli Juga pernah melaporkan kasus ini yang didampingi oleh kuasa hukumnya ke Polda Jawa Barat tapi belum ada perkembangan yang pasti.

Jakarta, Indonesia jurnalis – Yuli Ismi (40) telah menunggu hampir satu tahun untuk kepulangan suaminya sebut saja RB (42), yang menjadi korban praktik perdagangan orang lintas negara. RB bermula ditawari pekerjaan sebagai admin di sebuah perusahaan melalui media sosial berlanjut ke nomor WhatsApp, RB di janjikan dengan iming-iming gaji sekitar Rp16 juta hingga Rp20 juta di Thailand, namun kenyataannya, ia malah terjebak dalam perdagangan manusia.

Dalam keterangannya melalui whatsappnya, Senin (7/10/2024) kepada Media Indonesia jurnalis, Yuli istri RB menjelaskan kronologi keberangkatan suaminya ke luar negeri pada tanggal 6 bulan September “Suami saya ditawari kerja dengan janji mendapat permintaan kerja ke Thailand.

Gajinya disebutkan sekitar Rp16 juta, ditambah bonus dan cuti,” ungkap Yuli. “Dia difasilitasi dengan akomodasi hotel dan transportasi dari Bangkok ke Maesot, perjalanan yang memakan waktu sekitar 7-8 jam. Namun, setelah tiba di sana, suami saya justru ditahan dan dibawa ke Myanmar tanpa sepengetahuannya.”

Yuli perempuan asal Indramayu, Jawa Barat Ini, juga pernah melaporkan kasus ini yang didampingi oleh kuasa hukumnya ke Polda Jawa Barat dengan Nomor: LP/B/279/VII/2024/SPKT/Polda Jabar. Laporan tersebut diajukan kepada pihak kepolisian Bhayangkara, namun sampai saat ini belum ada perkembangan yang pasti dari pihak Polda Jabar.

Yuli, nama pelapor, menjalani proses pelaporan selama enam jam, di mana ia memberikan keterangan mengenai kronologi keberangkatan suaminya yang awalnya berniat bekerja di Thailand dengan tawaran gaji yang menggiurkan. Informasi pekerjaan tersebut diperoleh suaminya melalui media sosial, namun kenyataannya, sang suami kemudian terjebak dalam kerja paksa di Myanmar.

“Saya sebenarnya sempat tidak setuju dari awal, tapi akhirnya dia tetap berangkat ke Singapura. Dia bekerja sebagai pekerja lepas di sana selama dua minggu. Karena hanya dua minggu, dia kemudian meminta izin kepada saya untuk melanjutkan bekerja di Thailand. Saya pun mengizinkannya,” ungkap Yuli.

Yuli kini berharap suaminya dapat segera kembali ke tanah air setelah hampir setahun terjebak dalam situasi tersebut.**

(Report NK)

Team Redaksi
Author: Team Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

" Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini "